Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, atau yang lebih familiar dengan sebutan Masjid Raya Padang, merupakan salah satu masjid terbesar di Indonesia. Masjid yang juga mendapat award internasional, atas karya dan desainnya yang unik. Bagi Uda Uni yang berencana liburan ke Sumatera Barat, Masjid Raya Padang bisa menjadi salah satu pilihan wisata di Kota Padang. Mari simak cerita lengkapnya.
![]() |
Masjid Raya Padang |
Uda
Uni,
Beribadah sekaligus berwisata, merupakan salah satu pilihan liburan favowit bagi banyak orang. Mungkin Uda Uni juga salah satunya. Nah bagi Uda Uni yang juga pecinta tempat wisata ibadah, Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi yang diberlokasi di Kota Padang, bisa menjadi pilihan.
Berawal
dengan nama Masjid Raya Sumatera Barat, masjid yang berlokasi di Kota Padang
ini merupakan salah satu masjid terbesar di Indonesia. Masjid Raya tepatnya
berlokasi di Jl. Khatib Sulaiman, Alai Parak Kopi, Padang Utara, Kota Padang,
Sumatera Barat.
Masjid
yang juga memiliki nama Masjid Mahligai Minang ini, ternyata memiliki proses
pembangun yang cukup panjang. Bermula dari Bapak Gamawan Fauzi yang kala itu menjadi
gubernur Sumatera Barat, beliau lah yang mencetuskan ide pembangunan Masjid
Raya.
Atas
rancangan Bapak Rizal Muslimin dari PT. Urbane – dimana Kang Ridwan Kamil juga merupakan
salah satu pendirinya, pembangunan Masjid Raya pun dimulai pada tahun 2007.
Desainnya mencakup tiga hal, yaitu mata air, bulan sabit, serta rumah gadang.
Gempa
besar yang terjadi di Sumatera Barat kala itu, membuat pemerintah lebih
memfokuskan pemulihan pasca gempa terlebih dahulu. Hingga pada tahun 2019,
Masjid Raya pun dapat dirampungkan.
Sebuah
masjid dengan bangunan yang unik, dimana atapnya tidak seperti kubah atau atap
masjid pada umumnya. Desain Masjid Raya memang merupakan akulturasi antara
Islam dan Minangkabau. Jadi atap Masjid Raya pun dibuat seperti atap rumah
bagonjong, yang merupakan rumah adat Minangkabau.
Namun,
ternyata juga ada makna lainnya, atas dibentuknya atap masjid yang berbentuk
datar, dengan ujung yang meruncing pada keempat sisinya. Ternyata ini
terinspirasi dari kain sorban Nabi Muhammad, saat mengusung batu
Hajar Aswad.
Atas
desainnya yang unik, Masjid Raya pun mendapat award internasional dari Abdullatif Al
Fozan Award (AFAMA) atas karya dan desain masjid dari negara-negara dengan
penduduk muslim di dunia. Tentunya
Sumatera Barat sangat berbangga.
Pada
tanggal 7 Juli 2024, yang juga bertepatan dengan 1 Muharram 1446 H, Masjid Raya
pun memiliki nama baru, yaitu Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi.
Nama yang dipilih sebagai penghargaan pada satu-satunya ulama asal Minangkabau
yang menjadi imam besar di Masjidil Haram, Mekkah.
Berkeliling Masjid Raya Padang
Tak
sulit untuk menjumpai Masjid Raya Padang ini, karena lokasinya yang berada di
ruas jalan raya. Area depannya dihiasi dengan halaman yang demikian luas.
Sebagiannya ditumbuhi pepohonan, rerumputan, serta taman yang cantik untuk
duduk-duduk. Turut menyumbang kesejukan, di tengah suasana Kota Padang yang cukup
panas.
Pada
sisi kanan terdapat Menara setinggi 5 M. Menara yang dibuka untuk umum, serta
tersedia lift bagi yang ingin naik ke
atasnya. Sayangnya kami belum sempat mencobanya.
Lanjut
kami berjalan ke arah belakang, menuju pintu masuk. Rak sepatu pun berjajar
sedemikian tinggi. Maklumlah, masjid ini memang dapat dipenuhi oleh sekitar
20.000 jamaah saat sholat Eid.
Sebelum
naik, kami berwudhu terlebih dahulu. Betapa toilet yang cukup besar, juga
dengan pancuran untuk berwudhu yang cukup banyak. Ruang toiletnya saja sudah
terasa indah, dengan penuh hiasan bebatuan layaknya di taman.
Selesai
berwudhu, lanjut kami naik ke lantai dua. Masjid Raya memang memiliki 3 lantai,
dimana lantai dua dan tiga dapat menampung masing-masingnya 5.000 jamaah.
Tangganya
dibuat landau, jadi nampaknya bisa untuk kursi roda maupun stroller bayi. Sebenernya, bila ingin ke lantai dua dari arah depan
pun juga bisa, melalui tangga kecil di sana.
Bagian
dalam Masjid Raya pun tak kalah cantik. Pada bagian dalam ini terdapat mihrab
yang terinspirasi dari Hajar Aswad. Berlatar warna putih, serta dihiasi ukiran
kaligrafi Asmahul Husna pada bagian atasnya.
Lalu pada
langit-langitnya juga nggak kalah cantik,
berhiaskan tulisan-tulisan kaligrafi.
Pada
area luar, terdapat tangga kecil yang melingkar untuk menuju lantai 3. Ruangan
pada lantai 3 ini, area tengahnya dibuat terbuka, jadi jamaah dapat melihat
mimbar di bawah. Kemudian juga terdapat ukiran dinding dari kayu, yang menambah
suasana sejuk di dalam ruangan.
Sumatera
Barat memang memang tidak lepas dari adat dan budaya Minangkabau, yang mengacu
pada ajaran Islam. Masjid Raya merupakan salah satu perwujudannya.
Demikian rekomendasi tempat wisata ibadah di Kota Padang, Sumatera Barat. Moga dapat menjadi ide liburan bagi Uda Uni semua. Salam dari Padang. Terima kasih sudah berkunjung.
Comments
Post a Comment
Terima kasih Uda Uni sudah singgah. Maafkan atas komentar yang harus dimoderasi lebih dulu. Terundang singgah kembali pada artikel lainnya.