Sala Lauak, Gorengan Bola-Bola Ikan Khas Pariaman

Sala lauak merupakan gorengan yang terbuat dari olahan ikan, tepung beras, sera berpadu rempah dan dedaunan yang menjadikan rasanya gurih agak pedas. Salah satu cemilan khas Pariaman, yang bisa dijumpai di Pantai Gandoriah serta pantai di Sumatera Barat lainnya, maupun di kedai sarapan. Mari simak cerita lengkapnya.

Sala lauak
Sala lauak

Uda Uni,

Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman merupakan daerah pesisir pantai. Tentu kulinernya pun tak lepas dari olahan hasil laut. Ada sate lokan atau sate kerang yang berjajar di sepanjang jalan menuju Pantai Katapiang. Lalu kala Pantai Tiram ramai pengunjung seperti saat lebaran, berjualanlah ibu-ibu dengan membawa baskom berisi keong yang dimasak bumbu kuning. Langkitang, demikian di sini disebutnya.

Kemudian bila ke Pantai Gandoriah, juga ramai ibu-ibu dan anak perempuan yang membawa baskom berisi gorengan sala lauak, sala udang, maupun sala kepiting.

 

Beragam Sala di Pariaman

Dalam bahasa Minang, “sala” berarti gorengan. Sedangkan “lauak” artinya ikan. Jadi, sala lauak merupakan gorengan yang terbuat dari olahan ikan, tepung beras, serta bumbu rempah dan dedaunan yang turut menyumbangkan rasa yang khas pada sala lauak.

Sebenarnya, yang disebut sala lauak merupakan gorengan dari ikan situhuak yang dipotong kecil-kecil, lalu dibalur dengan adonan sala, barulah digoreng. Semacam bakwan ikan dengan tekstur yang lembut.

Sala lauak Pariaman
Sala lauak di kedai sarapan

Kemudian, bola-bola sala lauak yang familiar ini disebutnya “sala bulek”. Ikan teri asin atau ikan asin yang dihaluskan, kemudian diaduk dengan adonan sala, dibentuk bola-bola, lalu digoreng hingga kuning keemasan. Teksturnya pun jadi berkulit dengan dalamnya yang lembut dan terasa kopong.

Sala lauak ala ikan situhuak itu memang sudah langka sekali orang menjualnya. Lebih familiar dengan sala bulek, yang banyak orang menyebutnya “sala lauak”. Ya, rasanya tidak salah juga, mengingat sala bulek pun menggunakan lauak atau ikan di dalamnya.

Sementara sala udang pun beda lagi. Mungkin Uda Uni lebih mengenalnya dengan sebutan peyek udang. Lalu kalau sala kepiting itu berupa kepiting yang dilapis adonan sala, kemudian digoreng hingga garing kuning keemasan. Tentunya menggunakan jenis kepiting yang halal untuk disantap.

Sala lauak alias sala bulek banyak dijumpai di Pantai Gandoriah, Kota Pariaman. Tak sulit juga untuk menjumpai sala lauak di pantai Sumatera Barat lainnya.

Saat pagi hari, sala lauak juga mudah dijumpai di kedai-kedai sarapan. Karena betapa nikmatnya menyantap sala lauak, sebagai pelengkap makan ketupat sayur. Selain itu, sala lauak juga biasa dijual pada mobil keliling.

 

Sala Lauak Frozen untuk Oleh-Oleh

Kuliner nan modern memang hadir silih berganti. Namun kenangan akan kuliner kampung akan selalu melekat di hati. Saat pulang kampung, rasanya tak lengkap bila kembali ke rantau tanpa membawa jajanan favorit, termasuk sala lauak.

Penjual sala lauak pun makin berinovasi, dengan menjual kemasan sala lauak frozen. Biasanya sala lauak tersebut sudah digoreng setengah matang. Setibanya di rumah, tinggal digoreng sebentar saja.

 

Demikian tentang sala lauak, kuliner khas Pariaman yang dapat dijumpai di ruas Sumatera Barat lainnya. Moga bermanfaat bagi Uda Uni semua. Salam dari Padang. Terima kasih sudah berkunjung.

Comments

  1. saya pilih sala udang saja dah
    Jadi penasaran seperti apa rasanya ya
    Kira-kira kalau di frozeeen kuat berapa hari ya

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih Uda Uni sudah singgah. Maafkan atas komentar yang harus dimoderasi lebih dulu. Terundang singgah kembali pada artikel lainnya.