Inovasi Pengelolaan Sampah Kreatif, Padang Raih Penghargaan ASEAN

Wow! Kota Padang baru-baru ini mencetak prestasi membanggakan di kancah internasional. Dalam ajang The 6th ASEAN ESC Award dan The 5th Certificate of Recognition (CoR) 2025, Kota Padang berhasil meraih penghargaan bergengsi, berkat inovasinya dalam pengelolaan sampah kreatif. Penghargaan dalam kategori apa yang diterima oleh Kota Padang, mari simak info lengkapnya.

Penghargaan Certificate of Recognition (CoR) untuk Kota Padang
Sumber foto: kemenlh.go.id

Uda Uni,


Siapa yang tidak ingin tinggal di kota yang bersih, sejuk, dan terbebas dari sampah? Ditambah lagi, jika sampah bisa menghasilkan uang, tentu akan sangat menguntungkan. Inilah yang menjadi fokus utama ekonomi sirkular, sebuah sistem di mana sampah tidak lagi dibuang, melainkan diolah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi.


​Di bawah kepemimpinan Wali Kota Fadly Amran, Kota Padang semakin serius menerapkan sistem ini. Kerja keras ini pun membuahkan hasil yang luar biasa. Tak lama setelah merayakan hari jadi ke-356, Kota Padang mendapat hadiah istimewa berupa Certificate of Recognition (CoR) 2025 dari ASEAN.


Mengenal ASEAN ESC Award dan CoR

ASEAN ESC Award 2025
Para penerima penghargaan di ASEAN ESC Award dan CoR 2025
Sumber foto: kemenlh.go.id

ASEAN Environmentally Sustainable Cities (ESC) Award dan Certificate of Recognition (CoR) merupakan sebuah ajang bergengsi yang diberikan kepada kota-kota di tingkat ASEAN, dalam bidang tata kelola lingkungan yang berkelanjutan. Penilaiannya mencakup berbagai aspek, seperti:

 * Udara, Air, dan Lahan Bersih

 * Keanekaragaman Hayati Perkotaan

 * Ruang Terbuka Hijau

 * Penerapan Ekonomi Sirkular


Lalu, apa bedanya? ASEAN ESC Award diberikan kepada kota yang "telah berhasil" mewujudkan kota berkelanjutan, sedangkan CoR diberikan kepada kota yang "telah menunjukkan kemajuan signifikan" dalam upaya tersebut.


Kriteria Penilaian ASEAN ESC Award dan CoR ini didasarkan pada serangkaian kriteria, yang mencakup beberapa indikator utama dan indikator baru. Penghargaan ini bertujuan untuk mengakui kota-kota yang berhasil dalam menerapkan praktik keberlanjutan lingkungan.


Adapun indikator utama adalah sebagai berikut:


 * Udara Bersih: Aspek ini berfokus pada kualitas udara di sebuah kota. Salah satu contohnya adalah Kota Malang, yang meraih Indeks Kualitas Udara (IKU) sebesar 88,36. Upaya yang dilakukan untuk mencapai angka ini, meliputi uji emisi kendaraan dan program penghijauan.


 * Air Bersih: Penilaian ini melihat akses air bersih dan sanitasi bagi masyarakat. Kota Bandung menjadi salah satu kota yang unggul dalam hal ini, di mana 91,68% rumah tangganya memiliki akses ke air minum yang layak.


 * Lahan Bersih: Indikator ini menilai pengelolaan sampah dan kebersihan lahan. Kabupaten Ciamis adalah contoh keberhasilan dalam indikator ini, di mana mereka berhasil mengurangi jumlah truk sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dari 45 menjadi hanya 9 truk per hari.


Lalu untuk indikator baru adalah sebagai berikut:


 * Keanekaragaman Hayati Perkotaan: Kriteria ini berfokus pada perlindungan dan pelestarian keanekaragaman hayati di dalam wilayah perkotaan.


 * Ruang Terbuka Hijau (RTH): Penilaian ini mengukur ketersediaan dan kualitas RTH di suatu kota, yang berperan penting dalam meningkatkan kualitas lingkungan dan kesejahteraan penduduk.


 * Penerapan Ekonomi Sirkular: Indikator ini menilai upaya mengubah sampah menjadi sumber daya bernilai ekonomi. Contohnya adalah Kota Padang yang berhasil menerapkan program ini melalui bank sampah dan budidaya maggot. Praktik ini tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga menciptakan nilai ekonomi baru bagi masyarakat.

 


Padang Raih CoR di Bidang Ekonomi Sirkular

Sertifikat pengakuan di bidang sekonomi sirkular untuk Kota Padang

Kota Padang berhasil meraih CoR 2025 di bidang Penerapan Ekonomi Sirkular. Penghargaan ini diberikan atas inovasi Kota Padang dalam mengubah sampah menjadi sumber daya yang punya nilai ekonomi. Beberapa program yang dijalankan antara lain:


 * Pengelolaan Bank Sampah: Mengolah sampah plastik dan kemasan menjadi produk daur ulang yang bisa dipasarkan luas. Jaringan bank sampah ini merupakan pondasi ekonomi sirkular berbasis masyarakat di Kota Padang.


 * Budidaya Maggot: Memanfaatkan sampah organik untuk pakan maggot, yang kemudian dijual sebagai pakan ternak.


 * Pengadaan barang dan jasa yang ramah lingkungan.


 * Pengadaan TPST: Membangun Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) berkapasitas 200 ton per-hari di TPA Aie Dingin. Inovasi ini bisa mengubah sampah menjadi bahan bakar co-firing untuk industri semen.


 * Pembangunan TPST tambahan yang berbasis kompos, biokonversi, dan pirolisis.


Penghargaan ini diterima langsung oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang, Fadelan Fitra Masta. Fadelan pun menyampaikan bahwa penghargaan ini tak lepas dari Wali Kota Padang, Fadly Amran yang menjadikan masalah persampahan sebagai fokus utama.


Selain Padang, ada pula Kota Malang, Kota Bandung, dan Kabupaten Ciamis yang juga meraih CoR. Sementara itu, Kota Banyumas berhasil membawa pulang penghargaan utama, yaitu ASEAN ESC Award 2025.


Semoga penghargaan ini dapat menjadi semangat bagi seluruh warga dan pemerintah Kota Padang, untuk terus berinovasi dalam menjaga lingkungan. Mari dukung program-program ini, agar kelak Kota Padang bisa meraih penghargaan tertinggi, yaitu ASEAN ESC Award. Salam hangat dari Padang!

No comments:

Post a Comment

Terima kasih Uda Uni sudah singgah. Maafkan atas komentar yang harus dimoderasi lebih dulu. Terundang singgah kembali pada artikel lainnya.

Place your Ads Here

Adbox